Minggu, 11 Oktober 2009

HAKIKAT KEBAHAGIAAN

Apa itu kebahagiaan? Pertanyaan ini muncul ketika aku dan rekan-rekan anggota GMKI lainnya secara tidak sengaja menghabiskan waktu di sekre Jln.Ir.Juanda 109. Banyak pendapat dan pemikiran-pemikiran yang timbul tentang apa sebenarnya kebahagiaan dan kapan kita mengalami kondisi kebahagiaan tersebut.
Menurut salah seorang dari yang ikut nimbrung saat itu, mendefenisikan bahwa Kebahagiaan adalah suatu keadaan abstrak yang tidak bisa kita lihat tapi dapat kita rasakan. Hanya berada dalam cakupan perasaan dan pikiran. Ketika kita merasa bahagia dalam kondisi tertentu maka kebahagiaan itu menjadi realita bagi kita. Namun sebenarnya kebahagiaan itu tersendiri tidak mempunyai suatu ukuran atau batasan.

Kebahagiaan menurut ukuran kita belum tentu kebahagiaan menurut sudut pandang orang lain. Sehingga sifatnya sangat relative. Bagi seseorang kebahagiaan itu adalah ketika dia sudah memiliki lima buah mobil dan dua rumah bertingkat. Tapi bagi orang lain, kebahagiaan itu cukup dengan memiliki rumah sederhana dan bisa makan secukupnya. Ini adalah suatu contoh ukuran kebahagiaan yang sangat kontras perbedaannya. Kebahagiaan tergantung ukuran tiap individu. Kebahagiaan menjadi milik kita ketika mendapatkan apa yang kita harapkan atau dambakan. Tapi menjadi problematika kemudian ketika apa yang kita harapkan tersebut telah kita peroleh dan ternyata kita menginginkan hal yang lebih lagi, apakah kebahagiaan masih menjadi milik kita? Ini menjadi sifat dasar manusia yang tidak mau puas dan merasa cukup akan apa yang dimilikinya, manusia selalu menginginkan sesuatu yang lebih. Atau bagaimana jika dalam kondisi kita telah mendapatkan apa yang kita harapkan dan ternyata berdasarkan informasi yang kita peroleh dari orang lain seharusnya kita masih bisa mendapatkan sesuatu yang lebih lagi jika kita melakukan hal yang lain. Apakah kebahagiaan masih menjadi milik kita juga? Problema-problema yang timbul menunjukkan bahwa memang benar bahwa kebahagiaan itu sangat relative.
Ada hal yang berbeda ketika ada pendapat dari rekan yang lain yang menyatakan bahwa kebahagiaan itu dibatasi oleh:
1. Harta
2. Tahta
3. Wanita
Kebahagiaan menjadi milik kita ketika ketiga hal ini telah berada dalam tangan kita. Dia menggambarkan bahwa kebahagiaan itu ada ketika kita memiliki harta yang walaupun secara nominal tidak tersebutkan atau kita menjadi bahagia ketika kita memiliki wanita ataupun kekuasaan.
Pendapat lain menyatakan bahwa kebahagiaan dibatasi oleh rasa bersyukur yang berarti kita mendapatkan kebahagiaan bila kita mampu mensuyukuri apa yang ada dalam hidup kita.
Masih banyak penjelasan-penjelasan pendukung tentang pendapat tersebut tetapi untuk sementara hanya itu yang bisa saya dokumentasikan dalam bentuk tulisan.
Mari Berkarya
Ut Omnes Unum Sint
Salam GMKI..


Tidak ada komentar:

Translate
TINGGI IMAN - TINGGI ILMU - TINGGI PENGABDIAN

Visitor