Kamis, 22 Mei 2014

BEGINILAH DINAS PENDIDIKAN TOBA SAMOSIR MENGACUHKAN O2SN


 O2SN adalah Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, sebuah kompetisi tingkat satuan pelajar secara nasional yang diagendakan mulai dari sekolah-kecamatan-kebupaten-provinsi-nasional.
Kegiatan ini adalah ajang kompetisi bergengsi karena melibatkan para pelajar-pelajar terbaik di bidang masing-masing dalam skala nasional, sama halnya seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N).

Setiap daerah selayaknya mempersiapkan tim masing-masing dengan baik karena tentu akan mengangkat pamor daerah yang menang. Lain halnya dengan Kabupaten Toba Samosir, dalam hal ini ditangani oleh Dinas Pendidikan yang sepertinya tidak peduli atau cuek terhadap O2SN ini. Hal ini terbukti dari kesiapan Dinas Pendidikan dalam menyikapi lomba ini.
Sewajarnya sudah melakukan seleksi tingkat sekolah dan kabupaten untuk dikirim nanti mewakili kabupaten di tingkat provinsi. Tapi hal itu tidak berjalan. Terjadi penunjukan langsung tanpa adanya seleksi. (padahal tentu ada dana dari APBD untuk penyelenggaraan kegiatan ini).




Ada 2 hal yang saya soroti karena menyangkut siswa saya:

1. TIM KARATE
Setelah mendapat penunjukan dari Dinas Pendidikan melalui sekolah bahwa siswa saya yang menjadi perwakilan Toba Samosir di tingkat Provinsi, saya ambil 2 sikap, yang pertama bisa menerima dan yang kedua bertanya kenapa tidak atlet karate Tobasa saja karena khusus atlet Karate di Tobasa sangat banyak bahkan sudah berprestasi di tingkat nasional. Tapi kemudian saya tetap mempersiapkan siswa dalam mengikuti kegiatan itu dengan mendatangkan pelatih. Tapi selang beberapa hari kemudian, ada informasi bahwa akan ada seleksi. Ini adalah inkonsitensi atau ketidakpedulian Dinas Pendidikan dalam menyikapi O2SN, ragu terhadap keputusan. Dan ternyata tidak ada juga konfirmasi dari Dinas Pendidikan ke sekolah tentang adanya seleksi ini. Artinya seleksi berjalan tapi siswa yang dihunjuk untuk Tim Karate juga tidak dikonfirmasi bahwa mereka harus ikut seleksi. Akhirnya sebagai bentuk protes maka siswa saya, tidak saya ikutkan dalam proses seleksi tersebut karena tidak ada informasi dari Dinas Pendidikan.


2. TIM BADMINTON
Dua orang siswa saya, juga dihunjuk mewakili Toba Samosir dalam pertandingan badminton. 1 tunggal putra dan 1 tunggal putri. Ini sudah dipersiapkan dengan baik dan berlatih secara terus menerus. Hingga akhirnya ketika tim ini berangkat ke Brastagi sebagai tuan rumah penyelenggara lomba, ternyata hanya tunggal putra yang dipertandingkan sementara tunggal putri tidak ikut. Bagaimana bisa ini terjadi? Kenapa ada mis komunikasi terlalu jauh antara Dinas Pendidikan dengan panitia? Seandainya Dinas Pendidikan Tobasa peduli terhadap hal-hal seperti ini maka tentu tidak akan terjadi. Hari itu juga pemain tunggal putri dipulangkan dari Brastagi, tanpa mereka peduli bagaimana kecewanya siswa saya tersebut menjadi korban akibat ketidakpedulian Dinas Pendidikan dalam menyikapi lomba ini.

Saya pernah dengar cerita dari guru yang mendampingi siswanya ikut lomba serupa di tingkat Nasional, bagaimana Pemda daerah mereka sangat mendukung. Tentu transportasi, akomodasi dan uang saku juga diberikan, artinya daerah benar-benar memberikan support yang optimal. Kemudian bagaimana dengan Tobasa?? Semuanya tidak jelas sampai hari H… bagaimana bisa menjadi juara tanpa persiapan dengan baik!!!

Tobasa Bangkitlah dari Tidur…!!!
Kabupatenku, bergeraklah!
Mari bangun semangat kompetitif untuk para pelajar, demi masa depan cemerlang.

Salam
[penulis: pemerhati pendidikan di Toba Samosir]


Tidak ada komentar:

Translate
TINGGI IMAN - TINGGI ILMU - TINGGI PENGABDIAN

Visitor