Kamis, 25 Maret 2010

URGENTNYA PEMBANGUNAN DESA




Saya terlahir di desa dan menghabiskan sebagian besar hidup saya di desa. Begitu besar arti desa bagi saya karena disanalah saya memperoleh masa kanak-kanak yang begitu indah, yang penuh canda tawa, penuh permainan dan sahabat karib. Di desa udaranya begitu segar dan bersih, jauh dari polusi. Lingkungan yang asri dan hijau membuat betapa nikmatnya hidup di desa. Hamparan sawah yang terbentang luas menjanjikan masa depan bagi masyarakat desa dan padi yang menguning bagaikan emas menjanjikan kemakmuran bagi warga. Kicauan burung di pagi hari selalu menyambut aktifitas para warga, anak-anak yang pergi ke sekolah berjalan beramai-ramai, para petani pergi ke sawah dengan membawa cangkul, ibu-ibu pergi ke sungai untuk mencuci, dan beberapa berjualan di pasar. Semua kehidupan begitu harmoni, dan tegur sapa menjadi etika yang tak terlepas dari warga. Semangat hidup gotong-royong masih melekat bagi warga desa, dan hanya merekalah yang masih menjaga identitas kegotong-royongan bangsa ini.

Indonesia menjadi sebuah bangsa yang besar karena dibangun dari desa yang tersebar di seluruh penjuru mulai dari Barat hingga Timur, mulai dari Sabang sampai Merauke. Desa telah berhasil mencetak para manusianya menjadi orang-orang yang sukses dan besar. Sebahagian besar mereka yang menduduki jabatan penting di republik ini adalah dulunya dari desa. Tidak hanya mereka, para artis juga yang menjadi public figure dulunya berasal dari desa. Tokoh-tokoh penting di luar struktur pemerintahan saat ini juga banyak yang berasal dari desa. Intinya desa mempunyai peranan yang begitu besar dalam mencetak manusia-manusia unggul hingga mereka diperhitungkan dalam peta kenegaraan bangsa ini.







Permasalahannya sekarang, desa tidak mengalamai perkembangan. Dari beberapa puluh tahun yang lalu hingga sekarang kondisinya sama aja tanpa banyak mengalami kemajuan. Padahal dengan melihat potensi yang dimiliki desa seharusnya segenap partisipan negara ini harus memperhitungkan kemajuan desa. Bilang saja dulunya mereka lahir di desa dan mengecap masa kanak-kanaknya di desa, dan sekarang sudah menjadi orang besar tidak lepas dari “pengaruh desa”. Tapi kenapa mereka tidak kembali menujukan perhatiannya kepada desanya? Kalau dulu desanya yang membuat dia besar, maka sekarang seharusnya adalah giliran dia yang membuat desanya besar. Bagaimana caranya? Adalah dengan memberikan perhatiannya ke desa dengan cara mengadakan pembangunan berupa sarana irigasi, perbaikan atau pengaspalan jalan, pembangunan jembatan, memberikan pinjaman sebagai modal bagi para petani, pengrajin, memberdayakan kelompok-kelompok PKK, meningkatkan pelayanan Posyandu, membuat perpustakaan desa, dll. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk membangun desa, untuk mengangkat desa dari keterbelakangan.
Pagi ini saya tertarik membaca harian Kompas yang mengulas tentang kemandirian desa. Pemerintah mulai menunjukkan komitmennya terhadap permasalahan desa dengan dimajukannya pembahasan Rancangan Undang-Undang Desa (RUU Desa). RUU Desa setidaknya menjadi langkah awal pembaharuan desa. Dalam wawancara dengan Bapak YB Widyo Hari Murdianto (Penulis buku-buku yang berkenaan dengan pemerintahan desa) disebutkan “Desa tidak harus berkembang menjadi sebuah kota. Yang penting desa memiliki sistem administrasi yang baik, punya sistem keuangan yang baik, dan yang terpenting harus mampu menciptakan lapangan kerja. Orang tidak harus pergi ke kota untuk mencari pekerjaan atau penghidupan yang lebih baik. Desa harus mampu mandiri sehingga dapat menjadi ujung tombak perubahan”.
Saya berharap agar perhatian pemerintah dan para wakil rakyat yang duduk di Senayan benar-benar peduli terhadap RUU ini. Indonesia bisa besar dan jaya jika desa sudah mengalami kemajuan dan kemakmuran. Pemerataan pembangunan seharusnya menjadi perhatian besar pemerintah. Selama ini yang terjadi adalah pembangunan terpusat di kota-kota besar dengan alasan kepentingan ekonomi dan bisnis. Tapi masalah-masalah yang timbul kemudian akibat pembangunan itu selalu mereka abaikan, misalkan berkurangnya lahan hijau, pencemaran air, Tempat Pembuangan sampah (TPA) yang hampir tidak ada, polusi yang meningkat, dll menjadi masalah utama. Jika pemerintah sudah mulai mengadakan pembaharuan desa, maka saya yakin penduduk desa tidak akan lagi berbondong-bondong hijrah ke kota untuk mencari nafkah, padahal kedatangan mereka ke kota justru menambah permasalahan baru.
Tentunya perhatian pemerintah terhadap desa ini tidak cukup dengan pengesahan RUU saja. SDM di desa juga harus di bekali karena sama saja membuat suatu undang-undang yang bagus tapi ketika aparat desa tidak mampu menjalankannya maka UU tersebut tidak berfungsi. Sehingga pelatihan-pelatihan, lokakarya, seminar perlu diberikan kepada aparat desa. Saya menjadi teringat ketika mengikuti program Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) UNPAD. Saat itu tempat KKN saya adalah di desa Mekarjaya Kec.Cihampelas Kab.Bandung Barat. Saya perhatikan bahwa sistem administrasi desanya sudah sedikit bagus dengan memiliki buku panduan/petunjuk dari Kabupaten. Setiap desa memiliki format tata administrasi dan pemerintahan yang sama se-Kabupaten. Ini suatu kemajuan yang dimiliki desa tersebut. Tapi permasalahannya jika ternyata aparat desa kurang memiliki pengetahuan tentang sistem administrasi dan pemerintahan bagaimana mereke bisa menjalankannya? Naahh disinilah peranan pemerintah memberikan training ataupun semacam lokakarya untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan para aparat desa tersebut.
Begitu pentingnya peningkatan kualitas intelektual para aparat desa. Mengingat dalam RUU Desa yang baru di buat, bahwa 10% (sepuluh persen) dari APBN akan dialokasikan untuk pembangunan desa. Dengan APBN lebih dari 1.000 Triliun setidaknya 100 Triliun yang akan diserahkan ke desa. Jika di Indonesia ada sekitar 72.000 desa berarti setiap desa akan menerima 1,38 Miliar setiap tahun. Pertanyaannya jika SDM aparat desa tidak memadai, justru akan timbul pola-pola penyimpangan terhadap peruntukan pengalokasian dana tersebut. Naah disitulah letak urgensinya juga untuk membekali desa dalam peningkatan SDM demi Pembangunan Desa untuk mencapai Indonesia Raya.


Tidak ada komentar:

Translate
TINGGI IMAN - TINGGI ILMU - TINGGI PENGABDIAN

Visitor