Senin, 01 Maret 2010

NEGERI PARA PREMAN



Berdasarkan berita dari sebuah TV swasta disebutkan dalam Kasus Nasrudin pelakunya di vonis 17 tahun penjara. Beberapa nama yang sedang diadili di PN diantaranya Edo yaitu sebagai perekrut pembunuh bayaran. Edo adalah salah satu pentolan preman di Jakarta. Edo sering membantu mengurus perkara. Edo pernah disewa untuk menjaga tanah di Jakarta seluas ratusan hektar.


Anton Medan tokoh preman tahun 80an, menyatakan kelompok preman sekarang lebih terorganisasi. Sekarang preman bisa berbasis Organisasi masyarakat (ormas). Premanisme dan dunia politik seolah digabungkan oleh beberapa orang. Status pembunuh bayaran melekat pada Edo dan kawan-kawan. Ada nilai besar tapi tidak mereka kalkulasikan degan hukuman yang mereka terima. Mereka tidak berpikir bagaimana menghilangkan jejak. Kalau dulu era 80an senjata sulit dilacak sehingga operasinya susah terungkap dan bahkan preman mempunyai konsultan hukum. Seorang preman bernama Umar Key, kelompok asal Maluku pernah diminta untuk menangani sebuah kasus sengketa tanah di Jakarta Selatan. Penguasaan lahan dan sengketa lahan itu model baru. Mereka memilih itu karena tidak mempunyai pekerjaan baru lagi. Kejahatan yang mereka lakukan tidak dengan kekerasan tapi dengan diplomasi. Munculnya kelompok preman setelah 1998 tidak jarang menimbulkan konflik sesama mereka. Akibat yang sangat tragis akibat konflik antar preman saat itu adalah ketika Basri Sangaji tewas, seorang gembong preman.

Ekonomi selalu menjadi alasan terjadi tindak kejahatan dan saya masih ingat ketika Juni 2009 lalu perampokan mengagetkan publik. Sebuah mobil di rampok, 15 M berhasil dirampok para pelaku. Walaupun Polisi berhasil mengusut perampok dan pelakunya, namun kejadian semakin membuat masyarakat waswas. Kualitas penjahat semakin hari semakin meningkat.

Kusni Kasdut adalah penjahat legendaries di Indonesia. Salah satu aksinya adalah merampok barang antic dari museum, juga merampok keturunan arab yang kaya raya. Pergeseran premanisme dulu dan sekarang bahwa dulu lebih mudah mencari pemain, punya keberanian, naluri dan kalkulasi.

Kasus petrus mungkin masih kita ingat, orang yang memiliki tato akan menjadi korban. Banyak juga yang mengugkapkan menghidupkan kembali petrus. Kita negara hukum, jangan sampai hidup lagi. Nyawa orang akan dipertanggungjawabkan di akhirat, ini berat sekali kecuali dia beragama KTP. Persoalan petrus timbul karena ada penyusupan, dan sebenarnya bukan kebijaksanaan dari pemerintah. Memang petrus mujarab untuk menghilangkan premanisme jalanan, tapi sesungguhnya premanisme masih tetap aja ada. Semoga kejahatan menjadi barang langka di republik ini.

Tidak ada komentar:

Translate
TINGGI IMAN - TINGGI ILMU - TINGGI PENGABDIAN

Visitor