Minggu, 11 Oktober 2009

Memikul Salib

Shalom, orang-orang pilihan!!!

Setelah kemarin kita membahas tentang menyangkal diri, maka pelajaran selanjutnya dalam rangkaian trilogi pemuridan Kristus adalah memikul salib. Perlu kita pahami bahwa rangkaian trilogi ini lebih banyak merupakan jalan untuk kita mencapai kemuliaan yang Tuhan sudah janjikan, sebagaimana Yesus berkata bahwa Dia adalah Jalan, Keselamatan dan Hidup. Memang cara untuk mendapatkan kemuliaan bagi kita berbeda dengan cara-cara orang dunia. Orang dunia mencari kemuliaan diatas kesombongannya. Tetapi kita tidak. Kita menaruhkan kemuliaan diri kita dihadapan perhambaan kepada Tuhan dan manusia.



Salib, berbicara mengenai banyak hal. Saya mungkin hanya akan membahas satu dimensi saja. Karena pembahasan mengenai salib ini bisa berbuku-buku dan tidak akan selesai dalam satu pembacaan saja. Salib, berbicara mengenai kematian dan penderitaan. Kematian terhadap apa? Kematian terhadap hidup kita yang lama. Dengan kita memikul salib, maka kita sebenarnya sedang akan mematikan hidup kita yang lama, dan menyiapkan hidup kita dengan yang baru yang dari Allah. Salib berbicara mengenai penderitaan karena kita harus menanggalkan segala kedagingan dalam hidup kita dan mulai hidup sesuai dengan kebenaran Firman Allah. Namun, semuanya itu adalah sebuah cara bagi Allah untuk membawa kita masuk dalam kemuliaanNya yang berbeda dengan apa yang dunia janjikan. Itu sebabnya tidak ada jaminan bahwa didalam Kristus hidup kita akan lebih mudah. Namun, dengan latihan memikul salib, ada jaminan bahwa kita akan lebih kuat dalam menjalani hidup.

Berbicara mengenai salib, ternyata menurut saya, tidak ada seorangpun sebenarnya yang akan memikul salib sebagaimana Tuhan Yesus pernah memikulnya. Tidak ada seorang pun. Bahkan ritual-ritual orang Filipina yang menyalibkan dirinya setiap paskah, tidak akan bisa menyamai salib yang dikenakan Kristus bagi kita. Dia memikul salib karena kesalahan kita, bukan karena memperingati paskah. Dia memikul salib dengan cemoohan, dengan penyiksaan yang tiada tara dan dengan pergumulan antara keilahianNya dan kasihNya kepada manusia. Ada kontradiksi yang mendalam, yang membuat Kristus harus mengeluarkan keringat darah di Getsemani. Tidak ada. Itu sebabnya ketika Yesus menyatakan bahwa kita harus memikul salib, sebenarnya adalah bahwa kita akan diajar untuk menjadi seperti Dia. Dia sudah melakukannya bagi kita. Sekarang, dengan memikul salib, kita belajar untuk mengenali semua pergumulan kita, menyelesaikannya dan tetap menjadi tat. Dengan memikul salib kita diajar untuk tetap bertahan dalam kehidupan ini. Salib masing kita berbeda, walaupun dalam beberapa hal banyak kesamaan. Semua saudara di dunia ini mengalami pergumulan yang sama.

Memikul salib, berarti kita memikul segala kehidupan kita. Memikul salib, berarti juga kita mengerjakan pelayanan kita kepada Allah bagi jiwa-jiwa yang terhilang. Kita akan memikul slaib karena kita harus menghadapi tantangan dalam pelayanan, tantangan dalam kehidupan dan perjuangan kita untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama kita. Kita harus memikul salib oleh karena kita hidup dalam kehidupan yang baru dalam Kristus.ada disiplin baru yang harus kita jalani. Pikiran kita, perkataan kita, perbuatan kita, harus mulai kita selaraskan dengan apa yang Yesus mau bagi kita. Memikul salib adalah proses untuk itu. Apakah kita akan dibiarkan sendirian dalam proses itu? Tidak. Selain ada saudara seiman yang akan menegur, menguatkan dan mendoakan, Yesus juga akan selalu ada disana untuk meyakinkan kita bahwa tidak ada tidak bisa kita tanggung, karena Yesus sudah menanggungya terlebih dahulu bagi kita. Jika dalam kehidupan ini kita merasa direndahkan orang karena gaya hidup kita dlaam Tuhan, ingatlah mereka sudah terlebih dahulu merendahkan Tuhan. Jika kita disakiti oleh dunia, maka ingatlah bahwa Tuhan sudah terlebih dahulu mengalaminya. Dan dia tahu bagaimana rasanya disakiti. Dia selalu siap untuk memulihkannya kembali, sehingga perjalanan kita memikul slaib, bukanlah perjalanan dalam kesendirian, melainkan perjalanan yang disertai Kristus.

Memikul salib juga adalah latihan bagi kita untuk mencapai kesuksesan. Dengan terbiasa untuk memikul semua tantangan, kegagalan, kesedihan, hal-hal yang tidak diharapkan, maka hari demi hari hidup kita akan menjadi semakin kuat dan hebat. Dengan cara demikian, maka jalan untuk kesuksesan akan semakin terbuka bagi kita. Jika orang berjalan satu mil, maka kita berjalan dua mil. Jika orang merespon ketersinggungan dengan perlawanan, maka kita meresponnya dengan doa dan kelembutan hati. Jika orang menganggap pekerjaan yang diberikan pimpinan terlalu menekan dia, maka kita menanggapinya sebagai anugerah Tuhan. Apapun yang terjadi dengan hidup kita, akan kita responi dengan cara yang berbeda, karena kita tahu kita sedang memikul salib Tuhan. Jika sudah begini, maka kita akn uncul sebagai pribadi yang berkualitas, yang memiliki integritas dan berjalan terus, semakin hebat dan sukses. Jadi, salib Kristus adalah semacam pelatihan bagi kita orang-orang yang sukses.

Sekarang, tinggal kita mau atau tidak untuk memikul salib. Tidak berat, karena Yesus berkata bahwa kuk yang dipasangNya itu lembut. Kita akan disertaiNya sepanjang masa. Side by side we’ll walk this life with Him. Ain’t that beautiful, dudes?


Tidak ada komentar:

Translate
TINGGI IMAN - TINGGI ILMU - TINGGI PENGABDIAN

Visitor