Rabu, 28 Oktober 2009

GARUDA DI DADAKU

Setelah diputer di bioskop sekitar 2 bulan yang lalu, baru sekarang saya bisa menonton langsung filem yang berjudul “GARUDA DI DADAKU”. Kemarin itu ketika filemnya masih ada di bioskop saya sibuk bangat sehingga hampir tidak ada waktu untuk menonton. Temen-temen pada cerita kalau filemnya lumayan bagus, maklum produk Indonesia geto loh…
Kemarin setelah pulang dari kampus saya sempatkan singgah di penjualan CD dan akhirnya saya beli dong. Setelah di rumah kontrakan akhirnya saya nonton sendirian. Wah…wah… lagu Garuda di Dadaku langsung terdengar.


Dari filem ini bisa saya gambarkan bahwa ada seorang anak bernama Bayu (Emir Mahira) yang suka sekali bermain bola karena bokapnya dulunya juga seorang pemain bola. Namun sang kakek Usman (Ikranagara) tidak mengijinkannya. Sang kakek tidak mau kalau cucunya menjadi seorang pemain bola. Di mata sang kakek bahwa pemain bola itu tidak mempunyai masa depan. Kata-kata yang selalu keluar dari mulutnya untuk melarang Bayu yaitu “kakek tudak suka kamu itu menjadi pemain bola. Pemain bola tidak mempunyai masa depan, lihat itu ayahmu jatuhnya jadi supir taksi. Katanya gaji pemain bola gede tapi kalau kakinya patah gimana?”


Kata-kata itu membuat Bayu terkadanga mengurungkan niatnya untuk menjadi pemain bola, namun ada seorang temen deketnya yang bernama Heri (Aldo Tansani) yang seorang penggila sepakbola. Dia sangat gila sama yang namanya sepakbola tetapi karena dia berada di atas kursi roda maka hanya bisa memberi semangat atau motivasi kepada Bayu. Dia mengajak Bayu untuk masuk ke sebuah SSB dan menerima tawaran pelatih SSB Arsenal. Mereka berdua berusaha membuat cara agar mempunyai waktu luang untuk latihan karena sebenarnya waktu Bayu sudah sangat padat di isi dengan kegiatan les atau ekstrakurikuler atas imbauan sang kakek. Sang kakek bilang “aku yang tahu apa yang terbaik untukmu Bayu”
Akhirnya ide itu muncul ketika ada tugas dari sekolah untuk kegiatan sosial sehingga mereka menjaga kuburan dan menipu sang kakek tentang bakat melukisnya. Bayu menunjukkan lukisan anak penjaga kuburan itu kepada kakek dan mengklaim kalau itu adalah lukisan Bayu. Sang kakek sangat bangga sehingga dia mengambil tabungan pensiunannya untuk digunakan sebagai uang les Bayu karena kakek berencana akan memasukkan Bayu ke sebuah sanggar lukis yang paling terkenal di Jakarta.
Ketika PSSI berniat membentuk Timnas U-13 Bayu harus latihan keras sambil melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan sang kakek kepadanya. Hingga pada suatu saat sang kakek mengetahui kalau Bayu ternyata telah membohonginya, ternyata Bayu tidak serius selama ini dalam les melukis dan segera mengecek keberadaan Bayu di stadiun latihan SSB. Sang kakek pingsan seketika dan tak sadarkan diri sehingga harus dibawa ke rumah sakit.
Bayu merasa sangat menyesal sekali, karena dia adalah cucu kakek satu-satunya namun oleh karena tingkahnya sang kakek harus masuk rumah sakit. Dengan penyesalannya Bayu membungkus semua peralatan bolanya mulai dari baju, bola dan sepatu dan memasukkannya ke tempat sampah. Namun di lain kesempatan setelah sang kakek siuman, dia minta penjelasa kepada ibunya Heri tentang apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang selama ini di tutup-tutupi mereka terhadap kakek. Dari penjelsan sang ibu yang dalam hal ini Ibunya Heri juga sebenarnya mendukung bakat Heri untuk menjadi pemain sepak bola akhirnya sang kakek menjadi sadar.
Akhirnya kakek mengijinkan Heri untuk bermain dan latihan sekuat tenaga karena dalam tempo 2 hari lagi akan ada seleksi Timnas U-13. Dan ternyata berkat upaya temen-temennya Heri, dorongan dari Ibu dan Kakek akhirnya Heri lolos menjadi pemain Timnas. Hingga saat ada pertandingan antara Timnas Indonesia dengan Jepang, sang kakek dan ibu juga turut menonton. Betapa gembiranya sang kakek melihat cucunya berhasil menciptakan sebuah gol yang indah…. GOOOOOOOOLLLLLLLLLLLLL
Secara singkat kira-kira demikian cerita filemnya, dan ada beberapa point yang dapat saya petik dari filem ini:
1. Orang tua tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada anak
2. Anak atau siapa pun harus berperilaku jujur, tidak boleh berbohong
3. Menjadi seorang atlit atau pemain sepakbola bukan berarti hidupnya tidak akan sukses, tapi sebaliknya coba lihat tanggungjawab yang mereka emban. Mereka membawa dan mempertaruhakan nama negara Indoensia di Internasional


Tidak ada komentar:

Translate
TINGGI IMAN - TINGGI ILMU - TINGGI PENGABDIAN

Visitor