Akhir Maret, tak seperti biasanya,
Beberapa bulan yang lalu, Sri Woro, kepala BMG bilang “ cuaca bisa diprediksi per tiga bulan sekali, dan diinformasikan kepada PU untuk antisipasi kalau-kalau ada potensi bencana,â€. Terus, dimana letak kordinasi itu kalau memang hujan yang terjadi
Selanjutnya. Masyarakat mengatakan bahwa ketidaklayakan tanggul sudah beberapa kali dilaporkan tahun lalu tapi belum ada tanggapan. Kemana dilaporkannya? Pihak pemerintah Banten berkilah itu tanggungjawab pusat. Pihak PU pusat tak kalah membela diri, tak pernah menerima pelaporan apapun. Kelihatannya saling melempar tanggungjawab. Masyarakat bukan tanpa dosa. Lihatlah rumah-rumah di dekat tanggul. Bukankah seharusnya ada jarak ideal tak boleh mendirikan pemukiman dari wilayah bendungan. Ah…lagi-lagi pemerintah juga kena dakwanya, habis harusnya
Baiklah, kalau masyarakat mau mengadakan class action, siapkanlah. Prosedurnya ada bukti yait bukti
Sampai tanggal 28 malam, sekitar sembilanpuluhan korban tewas, yang luka tak kalah banyak belum yang hilang masih dicari. Saat wakil presiden berkunjung, mayat ke-32 apa ke-33 di “sajikan†di hadapannya. “Pak ini mayat yang ke…â€. Apa rasanya dihadapkan begitu, kalau saja saat itu aku bisa membaca hati pak JK, jangan-jangan masih terpikir strategi taktik “goal†jadi presiden. Tapi tak mau berburuk sangka. Semoga tidak begitu. Surya Paloh bilang SBY dan JK memang sepertinya terlalu sibuk kampanye, padahal sekalipun tinggal hitungan minggu, tugas sebagai kepala negara tetap tugas. Di tengah kencangnya angin kampanye yang tak jaranng membuat jalanan Jakarta makin macet, ini bagai palu godam.
Tak perlu kembut, memang ini tak semata-mata kesalahan PU, kompleks benar kasus ini. Paling tidak kala Anda dengan terbuka berbicara di media, sudah membantu. Semoga langkah perbaikan tanggul segera terlaksana. Nah balik lagi ke tsunami kecil dan SBY. Periode pemerintahan pertama dan entah akan terulang untuk yang kedua, dimulai dengan bencana Aceh dan diakhiri musibah Banten. Katanya sih, yang saya sendiri juga tak terlalu percaya, petanda bapak presiden berpostur gagah ini memang BENCANA ALAM. Bukan mau provokasi atau memburukkan tokoh elite Demokrat ini, lha wong saya bukan kader partai lain. Tak juga terlalu percaya hal begitu. Itu hanya seidikit membukakan isu miring berbau magis yang masih sering disimpan oleh masyarakat kita. Percaya atau tidak itu urusan anda. Terpikir sebuah ide. Bagaimana sebagai wujud kampanye, para float mass itu dikerahkan ke daerah bencana, paling tidak bisa membantu membereskan keberantakan dan menimbun lumpur di
Dikutip dari Milis Paryasop
Tidak ada komentar:
Posting Komentar