Saya pribadi sangat “’BERUNTUNG”’ boleh kuliah atau mengecam pendidikan di Perguruan Tinggi sekarang. Karena sebelumnya saya terhambat dana dari keluarga. Seandainya pun boleh kuliah paling tidak di daerah Sumatera karena biaya kuliah dan living cost relative masih lebih murah.
Saya akan memaparkan apa yang saya pahami tentang kesempatan kuliah ini. Yang pertama dari sisi filosofi sosialnya. Satu hal yang pasti menurut saya tidak semua orang bisa memiliki kesempatan ini. Banyak factor intern dan ekstern yang berpengaruh di dalamnya. Kalau kita hanya berbicara sebatas “Pendidikan” (Wajar / Wajib belajar) kita boleh menuntut pemerintah yang mencanangkan programnya Wajar sampai 9 tahun bahkan sampai 12 tahun. Tapi yang pengen kita diskusikan disini adalah Kesempatan kuliah>>> Perguruan Tinggi.
Zaman sekarang yang boleh kuliah itu adalah orang-orang yang punya kemampuan atau mapan secara ekonomi, sedangkan yang kemampuannya di bawah rata-rata akan terus didesak kebodohan dan kemiskinan. Itu adalah realita yang bisa kita lihat di setiap pelosok atau penjuru di negeri ini. Program jalur beasiswa yang diberikan oleh pihak pemerintah atau swasta kepada orang yang kemampuan ekonominya lemah hanyalah untuk sebagian orang saja yang “’BERUNTUNG”’ mendapatkannya. Menurut pengamatan saya pribadi pemerintah sekarang kurang konsisten membina system pendidikan nasional. Boleh kita lihat justru pihak swasta yang lebih dominan daripada pemerintah. Makanya kulaitas pendidikan atau sumber daya manusia binaan sekolah swasta daripada negeri cenderung lebih baik didukung oleh fasilitas yang mereka miliki. Seharusnya pendidikan dijadikan nomor satu, setuju gak teman-teman? Para wakil rakyat sekarang yang duduk di parlemen sudah lupa berdiri lagi, dibuai oleh empuknya kedudukan dan kekuasaan yang mereka miliki. Mereka lupa akan janji-janji manis yang mereka tawarkan saat kampanye dulu. (Kalau sudah duduk lupa berdiri lagi: iklan), sehingga pendidikan terabaikan. Kalau rekan-rekan membaca kompas beberapa hari yang lalu, memang sungguh malang nasib pendidikan kita. Kabupaten Kutai sebagai Kota terkaya di negeri ini yang memiliki gedung-gedung mewah disana-sini, pendapatan penduduk yang besar, kantor-kantor yang mempunyai fasilitas wah, dirusak oleh hadirnya sekolah yang atapnya bocor, dindingnya hancur. Itu suatu realita pendidikan bukan?
Kembali ke topic kesempatan kuliah…
Jika saya tinjau dari sudut religionya maka kesempatan kuliah ini adalah sebuah anugerah yang agung dari Sang Whidi kepada kita ciptaanNya. Dia telah memberikan “kuasa” kepada kita atas segala yang ada di muka bumi ini sehingga kita dilengkapi akal budi. Kita semua tahu secara hakiki tujuan kita kuliah buat apa (gak perlu saya utarakan). Makanya kesempatan kulah ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya. Rekan-rekan jangan mau terjebak dengan fenomena social yang terjadi sekarang, tetaplah berpegang pada paham idealisme masing-masing. Karena negeri ini sudah sarat dengan politik yang kurang mendidik. Jika saya boleh berkesimpulan, Bangsa ini adalah bangsa yang Bodoh (terlepas dari kekecewaan emosional). Knowing minds kita kurang terasah…(pinjam istilah)
Coba rekan-rekan sekalian… perhatikan beberapa Perguruan Tinggi atau Lembaga Pendidikan sekarang. Seringkali terlibat tawuran atau bentrok antar mahasiswa. Pertanyaannya lagi, wajarkah lembaga pendidikan berbuat seperti itu?
Makanya, tak pelak jika pendidikan sekarang menghasilkan lulusan-lulusan yang minus moral yang merupakan salah satu pilar yang dominan di belantara pendidikan.
Okelah rekan-rekan tercinta,,, itu yang bisa saya paparkan. Saya sangat menerima kritik dan saran dari anda jika kurang atau bahkan tidak setuju dengan pendapat saya. Awak hanyalah manusia biasa juga. Maaf juga, konstruksi berpikir saya dalam menulis ini kurang sempurna hingga alurnya agak bergejolak. Tapi saya yakin itu adalah kebiasaan yang bisa dilatih.
Salam Perjuangan dari saya,,, MERDEKA… MERDEKA… MERDEKA!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar