Pages

Rabu, 04 Mei 2011

Siaran Pers No 31/PIH/KOMINFO/4/2011 tentang Kenaikan Peringkat Indonesia Pada World Economic Forum Global Information and Technology Report 2010 – 20

(Jakarta, 15 April 2011). Menteri Kominfo Tifatul Sembiring baru saja memperoleh kabar yang menggembirakan melalui kawat diplomatik dari Duta Besar RI pada Perwakilan Tetap RI di Jenewa mengenai berita peringkat Indonesia pada World Economic Forum Global Information and Technology Report (GITR) 2010 – 2011. Kawat diplomatik yang juga ditujukan kepada Menko Perekonomian, Menteri Luar Negeri, Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan.

Menurut laporan tersebut, pada GITR tahun 2010 – 2011, Indonesia menempati peringkat NRI (Networked Readiness Index) ke- 53, atau naik dari peringkat ke-67 pada tahun 2009-2010. Sehingga, Indonesia mengungguli peringkat peringkat NRI dari sejumlah negara-negara maju tertentu (major emerging economies) dan negara-negara Eropa serta Amerika Latin seperti Brazil (56), Afrika Selatan (61), Polandia (62), Yunani (64), Turki (71), Rusia (77) dan Argentina (96). Sedangkan di antara negara-negara anggota ASEAN, Indonesia pada urutan ke-3 setelah Singapura (2) dan Malaysia (28), dan berada di atas peringkat Vietnam (55), Brunei Darussalam (57), Thailand (59), Filipina (86) dan Kamboja (111). Adapun yang menduduki peringkat ke-1 adalah Swedia, ke-2 Singapura, ke-3 Finlandia, ke-4 Swiss, ke-5 AS, ke-6 Taiwan, ke-7 Denmark, ke-8 Kanada, ke-9 Norwegia, dan ke-10 Korea Selatan.

Kenaikan peringkat NRI Indondesia ini khususnya disebabkan oleh meningkatnya peringkat pada komponen lingkungan, yaitu perlindungan kekayaan intelektual (dari 67 menjadi 57) dan extent and effect of taxation (dari 22 menjadi 17). Kenaikan peringkat juga terjadi pada komponen kesiapan individu, usaha dan pemerintah melalui indicator-indikator seperti kualitas pengajaran matematika dan sains (dari 50 menjadi 46), kualitas sistem pendidikan (dari 44 menjadi 40), tarif telefon seluler (dari 35 menjadi 14), government prioritization of ICT (dari 71 menjadi 68), government procurement of advanced technology (dari 34 menjadi 29), dan importance of ICT to government’s vision (dari 85 menjadi 62). Beberapa indikator pada komponen individu, usaha dan pemerintah juga meningkat, yaitu akses internet di sekolah (dari 59 menjadi 50), ICT use and government efficiency (dari 90 menjadi 72), extent of business internet use (dari 71 menjadi 61), dan capacity of innovation (dari 44 menjadi 30).

GITR 2010 – 2011 juga menginformasikan, bahwa keunggulan negara-negara Skandinavia (seperti Swedia, Finlandia, Denmark dan Norwegia) dan beberapa negara Asia tertentu (Singapura, Taiwan dan Korea Selatan) dalam peringkat tersebut adalah karena mengimplementasikan ICT secara konsisten, sistematis dan terstruktur guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasionalnya masing-masing. Sehubungan dengan kenaikan peringkat Indonesia tersebut, Kementerian Kominfo menyambut gembira informasi tersebut, karena itu menunjukkan, bahwa usaha kerja keras Kementerian Kominfo (sebagai leading sector di bidang pembangunan ICT di Indonesia) bersama para mitra kerja dan sejumlah lembaga pemerintah dan swasta sudah mulai memperoleh pengakuan internasional secara lebih baik. Namun demikian, Kementerian Kominfo tetap berusaha lebih keras lagi dengan extra effort (istilahnya Menteri Kominfo Tifatul Sembiring untuk running business not as usual) untuk mentuntaskan sejumlah pekerjaan rumah pembangunan infrastruktur ICT yang masih banyak belum terselesaikan seperti Palapa Ring, USO (yang tinggal sedikit penyelesaiannya), Broadband Connectivity, ICT Innovation and Creativation, dan lain sebagainya secara lintas sektoral yang integratif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar